BERITA TERKINI, Sekelompok orang yang mengaku jadi korbannya Rohmatullah Cahyatul Maki (40), kiai palsu yang kini sudah ditahan di Polres Blitar, mengamuk, Selasa (7/1/2014).
Mereka mendatangi rumah Maki, yang ada di Dusun Tulungrejo, Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.
Tanpa ada penjagaan petugas, massa datang dan langsung mendobrak
pintu belakang. Rumah Maki sendiri sudah kosong, karena istri dan
anaknya sudah pulang ke rumah orangtuanya di Kecamatan Dampit, Malang
sehari setelah Maki diamankan petugas, Kamis (2/1/2014).
Tak kecuali Deva Andre (30), artis salah satu pemeran sinetron Tukang
Bubur Naik Haji, yang jadi korban penipuan Maki juga ikut datang
bersama para korban lainnya.
"Saya datang ke sini bukan mau anarkis. Tujuan kami, agar tak ada
korban-korban penipuan dia lainnya," ungkap artis asal Dusun Pangkru,
Desa/Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Berhasil masuk ke dalam rumah Maki, mereka yang terdiri lelaki dan perempuan itu langsung menggeledah isi rumah tersebut.
Tujuannya, mereka mencari benda-benda magis milik Maki, yang dulu pernah dipamerkan kepada korban-korbannya.
Katanya, benda itu mengandung kekuatan gaib, seperti keris, tasbih,
dan batu. Meski seisi rumah itu sudah digeledah, namun mereka tak
menemukannya.
style="text-align: justify;">
Tak menemukan benda yang dicari, mereka menjungkirbalikkan tempat tidur yang ada di ruang tamu.
"Ini sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan kami karena kami semua telah jadi korban penipuannya.
Kami tak hanya disuruh ritual namun juga diperdaya dengan
mengeluarkan uang. Yakni, disuruh membeli benda-benda yang dijualnya,"
kata Saradi (29), warga Desa Ringinrejo, Kecamatan Doko, Kab Blitar.
Saradi mengaku emosi karena dirinya sempat disuruh membeli tasbih
seharga Rp 3,750 juta. Katanya, itu mengandung pengasihan dan asma'
kurung, yakni buat kanorogan, dengan maksud kalau dipukul orang tak
kena.
"Kejadiannya tahun 2008 lalu. Saat itu, saya minta agar dagangan saya laris. Akhirnya, saya disuruh puasa 15 hari berturut-turut, kemudian disuruh membeli tasbih itu," tutur Saradi yang pekerjaannya adalah pegadang sayur keliling.
"Kejadiannya tahun 2008 lalu. Saat itu, saya minta agar dagangan saya laris. Akhirnya, saya disuruh puasa 15 hari berturut-turut, kemudian disuruh membeli tasbih itu," tutur Saradi yang pekerjaannya adalah pegadang sayur keliling.
Lain lagi dengan Irfan Baihaqi (31), warga Desa Kasim, Kecamatan Selopuro, Kab Blitar.
Pembudidaya ikan koi itu mengaku kena tipu uang Rp 91 juta, dengan
alasan buat kerja sama membuka tambak udang di Gresik. Namun, sampai
sekarang belum pernah menerima bagi hasilnya.
"Itu terjadi 2010 lalu. Awalnya, saya ke sini itu karena ingin minta
bantuan agar penjualan ikan koi saya laris. Namun, nggak tahunya malah
seperti ini. Dia memang omongannya halus sehingga membuat para korbannya
terperdaya," tuturnya.
Tak hanya orang jauh yang jadi korbannya Maki. Namun, tetangganya
sendiri juga ada, yakni, Andi Prawijaya (22). Ia mengaku ikut di rumah
Maki itu sudah enam tahun, seperti Joko Santoso, malah sudah 13 tahun.
Selama ikut Maki, ia mengaku hanya disuruh bekerja di ladang dan kebun,
dengan tanpa digaji.
"Suatu saat, dia mengatakan kepada saya, katanya tubuh saya sudah
kebal sehingga dada saya ditusuk dengan beleng (pecahan kaca). Tidak
tahunya, dada saya masih tembus dan akhirnya saya bawa ke rumah sakit
sendiri," paparnya. (src:tribunnews.com)