BERITA TERKINI, Konvensi Rakyat akhirnya
menetapkan tujuh orang sebagai calon presiden alternatif non-partai.
Sejak ditutup 10 Desember lalu, 25 orang telah mendaftarkan diri dari
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"Ketujuh orang tersebut dipilih atas berbagai pertimbangan, termasuk
pengalaman dan kemampuan masing-masing untuk maju sebagai capres," ujar
Ketua Konvensi Rakyat, Salahuddin Wahid, saat menggelar Konferensi Pers
pengumuman kandidat terpilih Konvensi Rakyat Capres RI 2014 di Oasis
Amir Hotel, Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Tujuh nama tersebut beberapa diantaranya sudah sangat populer di
dunia politik Indonesia. Namun beberapa di antaranya memang termasuk
pendatang baru seperti Chaeriyani alias Anni Iwasaki, Isran Noor, Ricky
Sutanto, Rizal Ramli, Sofjan Saury Siregar, Tonie Ardie, Yusril Ihza
Mahendra.
"Konvensi Rakyat berharap mereka bisa menjadi alternatif calon
pemimpin bangsa yang bisa berlaga dalam Pemilu presiden mendatang," ucap
Gus Solah.
Selanjutnya, ketujuh bakal calon tersebut akan mengikuti proses
konvensi yakni debat publik di enam kota yang akan dimulai 5 Januari
2014 di Surabaya, 19 Januari di Medan, 2 Februari di Balikpapan,
Makassar 16 Februari, 2 Maret di Bandung, dan 9 Maret di Jakarta.
Peringkat teratas dalam debat tersebut akan dipromosikan ke partai
politik untuk dicalonkan menjadi presiden pada Pemilihan Umum Presiden
2014. Penentuan tersebut akan diambil setelah melakukan survei terhadap
masing-masing bakal calon.
Berikut adalah profil singkat masing-masing bakal calon tersebut:
1. Chaeriyani alias Anni Iwasaki, lahir di Kediri 25 April 1953.
Lulusan pendidikan jurnalistik Interstudi Jakarta dan pendidikan Bahasa
Jepang Kokusai Kaiwa Gakuin-Tokyo. Anni dianugerahi doktor honoris causa
okeh St John Institute of Management Science, Houston, Texas, Amerika
Serikat di Jakarta (2004).
Anni adalah penulis di berbagai media nasional baik koran ataupun
majalah. Dia juga menulis berbagai novel. Selain menulis, Anni pernah
menjabat berbagai posisi termasuk Ketua Dewan Pembina Ormas Wanita
NasDem Garnita Malahayati DPD DKI Jakarta 2012-2017. Kini Anni bermukim
di Jepang.
2. Isran Noor, lahir di Sakulirang, Kutai Timur, 20 September 1957.
S1 di Universitas Mulawarman dan sedang menempuh doktoral di Universitas
Padjadjaran Bandung, Jawa Barat. Isran kini menjabat Bupati Kutai Timur
(2009-2016).
3. Ricky Sutanto, lahir di Bandung 6 Juni 1950 menempun pendidikan di
South East Asia Union College Singapore dan Marketing and Financial
Course Singapore University.
Ricky adalah seorang pemilik kelompok usaha Blossom Group yang bergerak di bidang kontraktor, properti dan consumer product.
Ricky aktif di berbagai organisasi yakni Ketua Umum Barisan Rakyat
Sejahtera (Barasetra), Presidium Koalisi Penyelamat Bangsa (Kopebang),
Pembina persatuan Nelayan Traditional Indonesia (PTNI), Penasehat
Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI).
4. Rizal Ramli, lahir di Padang, 10 Desember 1953 dan merupakan
lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan doktor ekonomi dari Boston
University, Amerika.
Sejak mahasiswa Rizal sudah banyak aktif di berbagai organisasi.
Sementara karirnya di pemerintahan adalah Kepala Badan Urusan Logistik
(Bulog) pada tahun 2000, sebagai Menteri Koordinator Perekonomian
periode Agustus 2000 - Juni 2001 dan Menteri Keuangan (Juni - Juni
2001).
5. Sofjan Saury Siregar, lahir di Tapanuli Selatan pada 5 Januari
1951. Sarjana muda dari IAIN Yogyakarta dan doktoral dari Ummudarman
Islamic University, Arab Saudi, pada fakultas hukum dan syariah.
Sofjan banyak menghabiskan waktunya sebagai dosen di berbagai
universitas dan pada 2008 menjadi rektor Islamic University of Europe,
Rotterdam, Belanda.
6. Tonie Ardie, lahir di Surabaya pada 28 Februari 1954. Tonie adalah
sarjana lulusan FISIP Universitas Indonesia dan menjabat Ketua Umum HMI
Jakarta (1978-1979), Ketua Umum PBHMI 1979-1980 dan pernah menjadi
asisten dosen pada 1977-1980.
7. Yusril Ihza Mahendra, lahir di Belitung pada 5 Februari 1956 juga
lulusa S1 Universitas Indonesia dan menjadi guru besar hukum pada 1997.
Yusril pernah menjadi calon presiden pada Pemilu 1999 namun kemudian
memilih mengundurkan diri dan bergabung dengan poros tengah untuk
mendukung Gus Dur. Saat itu presiden dipilih oleh MPR.
Yusril pernah menjadi Menteri Hukum dan Perundang-Undangan 1999-2001,
Menteri Kehakiman 2001-2004, Menteri Sekretaris Negara 2004-2007.
Yusril kini menjabat Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) dan sekaligus bakal calon presiden dari partai tersebut.
Sumber: tribunnews.com