BERITA TERKINI, Paman Fikri Dolasmantya Surya,
Muhammad Nurhadi, mengaku mengetahui langsung kondisi jenazah Fikri di
kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Malang, beberapa jam
setelah mahasiswa asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, itu meninggal.
"Yang saya lihat langsung, kondisi lidah Fikri menjulur dan tergigit.
Selain itu, kondisi alat kelaminnya mengeluarkan sperma," cerita
Muhammad Nurhadi saat ditemui wartawan di rumahnya di Jalan Sembilang,
Kelurahan Arjosari, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (12/12/2013).
Meskipun demikian, dokter forensik mengatakan tidak menemukan
tanda-tanda kekerasan di sekujur tubuh mahasiswa baru jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tersebut.
"Keterangan itu juga sudah tertuang dalam visum, yang dikeluarkan pihak kedokteran forensik RSSA Malang," akunya.
Melihat kondisi demikian, Nurhadi mengaku kaget karena bola mata
sebelah kanan Fikri juga berlumuran darah, bahkan berceceran mengotori
pakaian yang dipakai Fikri. "Saat itu saya sudah curiga. Tapi, mendengar
penjelasan dari pihak ITN, penyebab kematiannya karena faktor
kelelahan," tuturnya.
Pihak keluarga saat itu, kata Nurhadi, memang tak memprotes karena
ITN pun menegaskan tak ada kekerasan selama Kemah Bakti Desa (KBD) di
Goa China, Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing
Wetan, yang berlangsung sejak 9-12 Oktober 2013.
Dari kamar jenazah RSSA Malang, jenazah Fikri langsung disemayamkan
dan dishalatkan di Yayasan Gotong Royong, Kota Malang, sebelum
diberangkatkan ke rumah orangtua Fikri di Mataram, Nusa Tenggara Barat
(NTB).
"Saya masih ingat, setelah prosesi pemakaman, saya mendapat telepon
dari teman Fikri yang juga mahasiswa ITN Malang. Kata dia, bahwa
penyebab meninggalnya Fikri akibat ada kekerasan selama ospek," katanya.
Sejak itulah, pihak keluarga Fikri sudah menuntut pertanggungjawaban
pihak ITN Malang. "Namun, sampai saat ini, tak ada tindak lanjut dari
manajemen ITN," akunya.
Melihat pihak ITN tak mau terbuka dan menjelaskan kejadian yang
sebenarnya, kedua orangtua Fikri, yakni Muchsin dan Khusnul Fikhiyah,
mulai yakin bahwa kematian Fikri akibat kekerasan.
"Saat ini, kakak saya (Muchsin) dan semua keluarga menuntut kasus ini
segera diungkap secara tuntas. Pihak ITN harus minta maaf kepada
keluarga Fikri. Kepolisian diharapkan mengusutnya secara serius," harap
Nurhadi.
Sumber: tribunnews.com