BERITA TERKINI, Pada hari terakhir tahun
2013, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah Chasan mulai berulah di Rumah
Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Tahanan titipan KPK tersebut mulai
menentang perintah Kepala Rutan dengan tidak mengenakan rompi rutan
sebagai mana mestinya.
Rompi berwarna oranye itu tidak dikenakan Atut, yang masih menjabat
Ketua DPP Partai Golkar, melainkan hanya dipeluknya saat ia menuju
lapangan tempat pertemuan kunjungan.
"Dia sekarang sudah mau ke tempat kunjungannya di lapangan. Tapi, dia
masih pada songong. Kan tahanan harusnya pada pakai rompi rutan, tapi,
si Ibu Gendut dari Banten ini enggak mau dipakai rompinya, dia jalan
petantang-petenteng sambil memegang rompinya. Mungkin dia jijik kali
yah. Tapi kan rompinya bersih, kan sering dicuci, enggak kaya rompi
tahanan cowok," ujar sumber yang baru menyaksikan perilaku Atut itu
kepada Tribunnews.com, Selasa (31/12/2013) kemarin.
Padahal, menurut ketentuan, setiap tahanan maupun narapida seharusnya
memakai rompi tersebut saat menemui keluarga yang berkunjung.
Beberapa kamera pengintai atau CCTV di sisi blok yang terhubung dengan layar monitor Karutan menangkap pelanggaran Atut itu. Karutan pun memerintahkan anak buahnya menegur Atut dan memintanya agar mengenakan seragam tahanan tersebut. Namun, Atut tak menggubrisnya.
"Karena Karutan lihat Atut nenteng rompi, lalu ada dua sipir datangi
dan teriak, 'Bu, rompinya dipakai dong'. Tapi, dia enggak mau pakai
rompinya, dia melengos aja, terus rompinya cuma diselempangin ke pundak.
Terus diteriakin lagi sama sipir, 'Bu, rompinya dipakai, dilihatin sama
karutan'. Tapi, Bu Atut tetap enggak mau pakai rompinya," ungkapnya.
Selanjutnya, Atut tetap bisa melakukan pertemuan dengan anak-anaknya
dan pengacaranya di bawah tenda. Ratu Atut Chosiyah selaku Gubernur
Banten ditahan dan dititipkan pihak KPK ke Rutan Pondok Bambu
sejak 20 Desember 2013. Dia menghuni sel Blok C, tempat tahanan baru
menjalani proses masa pengenalan lingkungan (mapenaling) atau karantina.
Ratu Atut ditahan karena menjadi tersangka kasus suap Ketua MK Akil
Mochtar terkait sengketa Pilkada Lebak, yang juga melibatkan adiknya,
Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.
Kemarin, tiga anak Ratu Atut kembali mendatangi Rutan Pondok Bambu,
menjelang malam Tahun Baru 2014. Anak kedua Atut, Andiara Aprillia
Tomet, dan anak bungsunya, Ananda Triana Salichan, datang lebih dahulu
bersama pengacara Firman Wijaya pada gelombang pertama jam kunjungan
tahanan pukul 10.00 WIB.
Ada pun putra sulung Atut, Andika Hazrumy, menengok ibunya di rutan itu pada gelombang kedua jam kunjungan tahanan.
Andiara dan Ananda datang ke Rutan Pondok Bambu dengan membawa travel bag.
Hampir dua jam keduanya bertemu dan berbincang dengan sang ibunda,
Ratu Atut, di dalam rutan. Tak banyak pernyataan disampaikan kedua anak
Atut itu saat keluar meninggal rutan."Saya cuma jenguk saja manusiawi
kan. Kalau ibu nggak ada, Anda pasti juga kangen," tutur putra bungsu
Atut, Ananda.
Menurut Ananda, kedatangannya kali ini untuk sekadar melepas kangen
dengan Atut selaku ibunda. "Saya sebagai anak juga kangen dong," ujar
Ananda.
Pengacara Atut, Firman Wijaya juga mengutarakan hal yang sama. "Biasa lah. Ini kan mau malam Tahun Baru, anak-anak besuk. Hal yang wajar dong," ujar Firman.
Atut sudah sebelas hari ditahan KPK di Rumah Tahanan Negara Pondok
Bambu. Dan selama itu pula, Atut mengaku tak bisa istirahat. "Beliau
kesulitan istirahat," ujar Firman Wijaya. Menurut dia, Atut kesulitan
istirahat karena tak berhenti memikirkan nasib anak cucunya.
Firman mengatakan, Atut mengharapkan agar bisa sedekat mungkin dengan
keluarganya. "Mungkin KPK bisa mempertimbangkannya dengan mengalihkan
statusnya menjadi tahanan kota."
Firman pun mengharapkan tak ada kendala teknis ketika keluarga mau
menjenguk. Atut sangat membutuhkan dukungan moril dari keluarganya. Ia
juga mengeluhkan dengan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi yang
membatasi Atut. Bahkan untuk masalah sepele, seperti makanan kesukaan.
"Kemarin anak-anaknya mengantar makanan kesukaan Atut: soto kudus.
Tapi dilarang masuk. Ini kan soal selera orang, jadi tak bisa dipaksakan
begitu," kata dia. (ref:tribunnews.com)