TEKNOLOGI, Kemacetan di kota Jakarta bukanlah hal yang luar biasa bagi penduduk
yang tinggal di kota tersebut. Keluhan atas masalah ini nampak nyata
terpampang setiap hari di timeline media sosial, bahkan tidak sedikit
yang kemudian mengeluh ke radio. Namun sebagian besar orang banyak yang
nampak pasrah atau justru egois dengan komentar, “Namanya juga Jakarta.”
Andreas Aditya Swati, dalam perjalanan pulang menuju rumah
menyempatkan melihat sekeliling, ia melihat banyak orang dipinggir jalan
menunggu angkutan umum yang sudah penuh sesak penumpang kemudian ia
memperhatikan banyak pula mobil-mobil yang berkendara hanya dengan
membawa satu penumpang. Ia teringat ajaran sang Ibu yang selalu sharing
transportasi dan mengajak tetangga atau orang lain jika mereka punya
tujuan yang searah. Andreas pun memikirkan, bagaimana caranya agar ia
mengetahui rute orang-orang yang sedang menunggu bis dan orang tersebut
mengetahui rutenya.
Sesampainya di rumah, ia langsung menuangkan ide tersebut dalam akun
twitter bernama @nebengers yang secara resmi terbentuk pada tanggal 7
Desember 2011. Andreas mempunyai visi bahwa @nebengers bisa menjadi social movement
untuk mengajak orang mengurangi kemacetan dengan memberikan tebengan
serta mengembangkan interaksi sosial. Pada awalnya Andreas hanya
sendirian mengurus @nebengers kemudian Stefany Putri hadir dan membantu
menyumbangkan ide hastag #BeriTebengan dan #CariTebengan.
5 bulan terakhir, Putri Sentanu membantu dalam pengembangan
@nebengers yang kini memiliki hastag #TeamDistrik yang tiap distriknya
dipimpin oleh seorang koordinator yang dinamai Lurah. Lurah dipilih oleh
para warga distriknya, yang pasti lurah harus mampu merangkul warga dan
mengadakan kegiatan yang sifatnya fun seperti piknik, futsal, sharing, bukber, nobar dan lain sebagainya.
Nebengers dengan segera mencuri perhatian, orang-orang yang aktif di social media
menyebarkan keberadaan mereka secara sukarela karena mendukung gerakan
untuk mengatasi kemacetan, bahkan kini gerakan nebengers meluas hingga
luar kota Jakarta. Semua orang bergabung secara volunteer,
@nebengers hanya memberikan akses dan modul dalam membentuk sebuah
distrik di luar kota, namun tiap kota memiliki cara sendiri untuk
mensosialisasikan karakterisitik kotanya.
Andreas mengerti bahwa keamanan menjadi sebuah isu penting dalam hal
‘memberi tebengan’ atau ‘menebeng’ maka itu ia menciptakan sistem untuk
memantau setiap kegiatan tebeng menebeng. @nebengers mewajibkan semua
orang yang memberi tebengan serta menebeng mengikutsertakan @nebengers
dalam setiap percakapan mereka, sehingga selalu terpantau.
Lalu bagaimana mem-verifikasi penebeng ataupun pemberi tebengan? Nebengers menginisiasikan kopdar,
yaitu kopi darat. Biasanya nebengers menginisiasi empat sampai enam
event kopdar dalam setahun. Banyak juga kopi darat yang diinisiasi
sendiri oleh lurah maupun warga distriknya.
Setelah lebih dari satu tahun beredar melalui twitter, Andreas
merasakan bahwa media sosial tersebut memiliki beberapa keterbatasan.
Pengembangan selanjutnya, @nebengers ingin membangun sebuah aplikasi
atau platform yang mampu mengakomodasi konsep #NebengSpot yang
merupakan “wujud” halte tebeng-menebeng serta mengelola komunitas yang
mencakup 4 ruang: Ruang Berbagi, Bersosialisasi, Berbudaya dan Create a Market.
Andreas menjelaskan, konsep dari Create a Market baru hanya menjadi sebuah konsep yang berawal dari terms and condition yang lahir dari para nebengers. Selain share tol, ongkos taksi maupun bensin nebenger biasanya memiliki hal lain yang bisa dibagi, seperti share cemilan, share lowongan pekerjaan dan lain-lain. Konsep create a market
juga akan berkolaborasi dengan tempat kopdar yang bisa dijadikan
sebagai ajang promosi tempat kopdar, dari hal-hal itulah Andreas melihat
sebuah potensi penciptaan market yang berawal dari komunitas.
Andreas membuktikan bahwa sebuah gerakan yang mengandung makna untuk memecahkan solusi bersama akan didukung atas value
yang disandang. Kita harus mengakui ide Andreas sangat sederhana, namun
ada berapa banyak dari kita yang seberani dirinya untuk bergerak dan
konsisten dalam gerakan tersebut? Kami senang sekali jika semangat
Andreas dan kawan-kawan ikut tertular pada kalian. Ayo! Create something to solve something!
Sumber: www.doinc.org