BERITA TERKINI, "Kalau politisi tidak pernah
bermimpi berkantor di Medan Merdeka Utara, berarti dia bukan politisi."
Kata-kata Taufiq Kiemas inilah yang yang selalu berada di dalam benak
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sejak masuk ke dalam dunia politik.
Beberapa waktu lalu, Basuki mengungkapkan kalau ia pernah maju
sebagai calon gubernur DKI Jakarta independen pada Pilkada DKI 2007.
Namun karena persyaratan yang kurang memadai, mimpinya menjadi gubernur
tertunda. Beruntung Basuki ditarik mendampingi Joko Widodo, yang kini menjadi gubernur dan ia menjadi orang nomor dua di Ibu Kota hingga saat ini.
"Aku enggak pernah mimpi jadi gubernur, mimpinya jadi presiden.
Benar, aku pernah nyalonin jadi cagub independen, supaya apa? Semakin
dekat sama Merdeka Utara," kata Basuki.
Meski memiliki impian untuk menjadi pemimpin negeri ini, itu tak
membuatnya semata-mata meninggalkan Ibu Kota. Dengan nada bercanda,
apabila suatu saat nanti ia benar-benar meninggalkan Jakarta, Basuki
ingin dikenang oleh para pegawai negeri sipil (PNS) DKI.
Bagaimana caranya? Dengan memasang foto di ruang tamu Balaikota. Agar
foto dapat dipasang di ruang tamu Balaikota, pejabat harus terlebih
dahulu menjadi gubernur DKI. Di foto itu nantinya akan ada nama gubernur
beserta periodenya menjabat.
Pria yang akrab disapa Ahok itu pun meminta publik untuk tidak
mereka-reka segala kemungkinan pada Pilpres 2014 mendatang, termasuk
kemungkinan Gubernur Jokowi bersama dirinya maju bersama menjadi calon
presiden dan wakil presiden.
"Kalau satu paket rugi dong, nanti enggak ada foto gue di ruang tamu.
Mendingan ada foto dulu di bawah walaupun sehari enggak apa-apa.
He-he-he," imbuhnya.
Selama kurang lebih sepuluh tahun berkecimpung di dunia politik,
Basuki mengakui hampir semua jabatan yang pernah dipangkunya tak pernah
ada yang pernah sampai tuntas. Saat menjadi anggota DPRD tingkat II di
Beliitung Timur, temannya pernah berpesan kepadanya untuk menyelesaikan
tugas sebagai wakil rakyat, baru mencalonkan diri sebagai bupati
Belitung Timur.
Apabila pesan itu dilakukannya, hingga saat ini, Basuki tak akan
menjabat sebagai bupati, anggota Komisi II DPR RI, hingga wakil gubernur
DKI Jakarta. Jadi, pengertian amanah bagi Basuki ialah jika sudah ada
panggilan, tantangan, atau perintah partai, yang menganjurkannya untuk
maju ke sebuah jabatan yang lebih prestisius.
Apabila nantinya ada partai politik yang mencalonkan dirinya sebagai
presiden, Basuki menyebutnya sebagai sebuah amanah dan mukjizat. Mengapa
demikian? Sesuai dengan peraturan yang ada, sebuah partai politik dapat
mencalonkan salah satu jagoannya maju di pilpres apabila dapat
menguasai minimal 20 persen kursi legislatif. Sebanyak 20 persen itu
dianggap Basuki sebagai suara rakyat melalui partai.
Saat ini, Basuki merupakan kader Partai Gerindra yang telah
bersepakat mengusung Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto maju menjadi
RI-1. "Parpol gila namanya kalau mencalonkan Ahok sebagai presiden.
Sudah dapat 20 persen, dikasih ke Ahok, yah mati sendiri ketua umum
partainya. Makanya gue bilang ini sebuah amanah dan mukjizat," ujar
Basuki lagi.
Basuki menjelaskan, keinginannya menjadi presiden itu untuk
mewujudkan keadilan sosial yang selama ini dipandangnya belum ada di
Indonesia. Selain itu, selama ini belum ada sejarah presiden yang berani
untuk membuktikan kekayaan para pejabatnya dengan pembuktian harta
terbalik. Apabila ada calon presiden yang berani melakukan hal itu, ia
akan mendukung calon presiden itu dan tak lagi berkeinginan menjadi
pemimpin bangsa ini.
"Makanya, kalau ada parpol dukung gue jadi presiden, gue maju
langsung. Boleh dong... Warga Jakarta yang teriak-teriak kecewa, juga
kemarin pas pilkada enggak milih gue sama Pak Jokowi kan. He-he-he,"
ujar alumnus Universitas Trisakti itu.
Sumber: tribunnews.com