BERITA TERKINI, Perdebatan seru antara
politisi Ruhut Sitompul dan pengamat politik Boni Hargens pada Kamis 5
Desember berujung di kantor polisi. Sang pengamat politik tidak terima
dengan pernyataan si politisi. Ruhut dianggap rasis.
Tema berdebatan di sebuah stasiun televisi swasta
petang itu sebenarnya mengenai kedekatan perempuan bernama Sylvia
Sholeha alias Bu Pur dengan pihak Istana, terkait kasus Hambalang. Namun
Boni tersinggung dengan pernyataan Ruhut yang dianggapnya rasis dengan
menyebut kata 'orang hitam'. Dan 'orang hitam' harus dilawan.
Atas pernyataan 'orang hitam' itu, Boni melaporkan Ruhut Sitompul yang
merupakan Juru bicara Partai Demokrat itu ke Polda Metro Jaya. "Menurut
kami pernyataan dia (Ruhut) rasis," ujar Boni di Mapolda Metro Jaya,
Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Pengamat politik dari Universitas
Indonesia (UI) itu menyesalkan perkataan Ruhut yang kelewatan
menghinanya atas dasar warna kulit. Sebagai pejabat publik dan anggota
DPR, Ruhut tidak pantas mengeluarkan kalimat rasis di tempat umum.
"Laporan
kali ini hanya sebuah upaya proses hukum dan pembelajaran sosial kepada
masyarakat bahwa bertindak rasis itu melawan demokrasi dan tidak bisa
dibenarkan oleh konstitusi," jelas Boni.
Menurutnya, Ruhut melanggar UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnik.
Direktur Pemilih Indonesia itu juga akan melaporkan Ruhut Sitompul ke Badan Kehormatan (BK) DPR dan Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Hari Senin (9 Desember) saya akan laporkan juga ke BK," kata Boni.
Boni
beserta pengacaranya membawa barang bukti berupa rekaman video acara
dialog itu. Dalam rekaman dialog, Ruhut emosi dan kehilangan kendali.
"Aku mau tanya? Lumpur...e' Lapindo itu warnanya apa? Hitamkan!!!
ya...udah itu Boni Hargens itu kulitnya hitamkan?" kata Boni menirukan
ucapan Ruhut yang ada dalam rekaman.
Ruhut Tak Gentar
Ruhut Sitompul tidak takut
dengan pelaporan tersebut. Baginya, Boni memang pengamat hitam. Dia
geram dengan pernyataan Boni yang mengatakan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat dituding gagal
membangun Indonesia selama 9 tahun memimpin.
"Memang betul kok,
dia kan memang pengamat hitam. Dia bilang SBY 9 tahun gagal, kok enak
saja dia bilang SBY gagal. Jadilah orang cerdas tapi jangan sok merasa
hebat. Sembarangan dia bilang 9 tahun SBY gagal," kata Ruhut, Jumat 6
Desember 2013.
Anggota Komisi III DPR ini menjelaskan, pernyataan
Boni pengamat hitam bukan bermaksud menghina Boni yang berkulit hitam.
Pengamat hitam yang dimaksudnya adalah pengamat yang selalu menghina
pemimpin tanpa memberi solusi dan terkesan menghasut masyarakat.
"Aku
kan bilang dia pengamat hitam, karena sekarang banyak politisi hitam.
Jadi aku nggak bilang kulit dia hitam. Jadi biarkan dia bawa pengacara
sekampung biar aku sendiri yang menghadapi," sesumbar pria yang dikenal
sebagai Poltak itu.
Menurut Ruhut, justru sebenarnya Boni yang
memulai perbincangan menjadi SARA. "Dia bilang katanya mau melaporkan
karena aku SARA. Aku bilang kau pengamat hitam dan dia bilang nggak kok
aku putih, terus aku bilang aku lebih putih dari kau, dia duluan kan
yang bilang kulit," elaknya.
Siapkan Jebakan Batman
Laporan balik untuk
Boni disiapkan. Ruhut akan melaporkan pengamat dari Universitas
Indonesia (UI) itu ke polisi dengan aduan penghinaan terhadap presiden.
"Biarkan saja dia laporkan, dia laporkan aku pasalnya perbuatan tidak menyenangkan. Kalau gue nanti laporin balik dengan pasal penghinaan terhadap presiden, rasain lu nanti masuk penjara," ungkap Ruhut.
Ruhut
memastikan bakal melapor karena dia merasa memiliki bukti-bukti atas
apa yang diucapkan Boni. "Pasti saya akan melaporkan balik si Boni, kita
tunggu saja. Rekamannya ada di Jak TV kok beberapa waktu yang lalu,"
tegasnya.
Dengan melaporkan dirinya ke polisi, Boni justru masuk ke dalam perangkap. "Masuk dia jebakan Batman," ungkapnya sambil tertawa.
Boni
mengaku tidak takut dengan rencana laporan Ruhut itu. Dia malah
menyatakan akan membawa kasus ini ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk
meminta Ruhut dicoret sebagai calon legislatif.
"Nggak penting.
Silakan saja. Saya akan ke KPU juga untuk mencoret dia (Ruhut) sebagai
caleg." "Karena sebagai pejabat publik tidak pantas dia berlaku rasis
seperti itu."
Demokrat Pasang Badan
Mendengar jubirnya dilaporkan ke polisi, Partai Demokrat langsung pasang badan. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, Boni jangan asal bicara mengenai pemerintahan Presiden SBY.
"Kenapa
orang selalu memancing emosi, marilah saling menjaga karena kalau orang
emosi dia tidak punya takut. Kalau Ruhut merasa tersinggung atas apa
yang diucapkan, apalagi dikatakan SBY gagal memerintah 9 tahun, bicara
jangan asal bicara, datanya harus ada," kata Nurhayati di Gedung DPR.
Ketua
Fraksi Partai Demokrat itu menilai, justru Boni yang lebih dulu
memancing emosi Ruhut. Emosi Ruhut tersebut dianggap wajar karena dia
tersinggung dengan pernyataan Boni yang kerap menghina Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono itu selama memimpin.
"Kalau orang memancing
emosi kemudian orang marah, yang kemudian disalahkan bukan pada orang
yang emosi, tapi kepada orang yang memancing emosi," ucap Nurhayati.
Perkataan
Ruhut yang dianggap rasis sebenarnya bukan pertama kali ini saja. Dalam
beberapa kesempatan, Ruhut sering menggunakan kata atau kalimat yang
kontroversial. Bahkan dia dilaporkan ke Mabes Polri dan Badan Kehormatan
(BK) DPR oleh istri pertamanya karena tudingan tidak mempedulikan anak
mereka.
Sumber: liputan6.com