BERITA TERKINI -- Salah satu cara yang digunakan Badan
Keamanan Nasional AS (NSA) untuk menjatuhkan lawan-lawannya adalah
dengan menyadap semua perincian tentang aktivitas seksual online mereka.
Metode ini diterapkan NSA terhadap sejumlah target yang mereka sebut
sebagai ‘tokoh-tokoh radikal Islam terkemuka’. Dokumen rahasia intelijen
yang dibocorkan Edward Snowden mengungkap NSA telah menargetkan enam
orang yang namanya disebut dengan kode radicalisers.
"Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang diduga terlibat dalam
rencana terorisme," tulis laporan tersebut seperti dilansir Huffington
Post, Rabu (27/11).
Satu dokumen berpendapat, jika kerentanan para tokoh radikal Islam
itu harus diekspos ke publik, hal ini dapat menjatuhkan integritas
mereka di mata dunia. Beberapa daftar contoh kerentanan tersebut di
antaranya adalah ‘melihat materi seksual yang eksplisit secara online
atau menggunakan bahasa persuasif seksual ketika berkomunikasi dengan
gadis-gadis muda yang belum berpengalaman’.
Dikutip dari The Guardian, dokumen Snowden melaporkan bahwa enam nama
yang ditargetkan NSA itu sendiri telah dihapus. Akan tetapi, salah satu
dari mereka disebutkan telah dipenjara karena dituduh menghasut
kebencian terhadap non-Muslim.
Selain itu, satu orang yang masuk dalam daftar tersebut dikatakan
terlibat dalam prostitusi online dan dugaan penyalahgunaan dana bantuan
atau sumbangan. Satu dari enam target NSA itu digambarkan sebagai ‘orang
Amerika’ yang berarti warga negara atau penduduk tetap AS. Sementara,
yang lainnya disebutkan tinggal di luar AS.
Juru bicara Direktur Intelijen Nasional AS, Shawn Turner, dalam
sebuah email kepada Huffington Post mengatakan, bocoran informasi ini
bukan sebuah hal yang mengejutkan lagi buat pemerintah AS.
“Menggunakan semua alat yang kami miliki untuk menghalangi upaya
sasaran teroris yang valid, yang berusaha untuk merugikan bangsa dan
meradikalisasi orang lain untuk kekerasan, adalah sah,” katanya.
Sumber: republika.co.id