BERITA TERKINI, Ribuan undangan yang terdiri dari kiai dan santri membacakan shalawat
nabi untuk Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pada Pemilu Presiden 9
Juli 2014 mendatang.
Nabi di Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (5/6/2014).
Dalam acara itu, sejumlah kiai juga mengajak para jemaah dan santri untuk meluruskan isu jelek yang gencar menyerang pasangan Jokowi-JK.
"Monggo sakniki maos sholawat mugi Pak Jokowi dan Pak JK paring slamet saking isu-isu sing awon (Mari bacakan shalawat agar Pak Jokowi dan Pak JK diberikan keselamatan dari isu-isu jelek)," ajak Bu Nyai Ucik Nurul Hidayati, salah satu tokoh ulama di hadapan ribuan undangan.
Tidak hanya bacaan shalawat, sejumlah kiai pun turut menyampaikan ajakan agar warga menghiraukan isu negatif yang menyerang pasangan capres-cawapres nomor 2 tersebut. Pengasuh Ponpes Ar-Roudloh KH Suadi Abu Amar juga menegaskan saat ini bukanlah waktunya adu domba ataupun fitnah.
"Seperti yang kita ketahui, sudah sering kali Pak Jokowi diserang berbagai isu SARA, tetapi dia membuktikan dengan kinerja yang lebih realistis sekaligus prestasinya dua tahun mengubah Jakarta lebih baik. Namun, beliau tidak menyesal dengan itu," ujarnya.
Tidak hanya itu, sejumlah kiai lainnya pun menjelaskan, sebenarnya seorang pemimpin harus dekat dengan rakyatnya, lemah lembut dan sederhana dalam bertabiat.
"Sudah lama bangsa ini merindukan pemimpin yang sederhana, tidak kejam dan kaku," ujar KH Abdul Ghofur.
Selain sejumlah bu nyai dan kiai kampung yang hadir, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang hadir menjelang penutupan acara juga menegaskan Jusuf Kalla merupakan mustasyar PBNU yang tidak lagi diragukan perjuangannya untuk merealisasikan nilai-nilai ahlussunnah wal jama'ah.
"Bapak Ibu sekalian, keputusan mendukung Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla bukan keputusan Muhaimin ataupun bukan pula keputusan Kiai Aziz (Ketua Dewan Syura DPP PKB). Keputusan ini merupakan keputusan jamiyah (partai) yang butuh pertimbangan panjang guna mendukung Pak Jokowi dan Pak JK. Rugi jika PKB dan NU tidak memilihnya," kata Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar.
Cak Imin juga menegaskan bahwa Jusuf Kalla sebagai warga NU tentunya akan memperhatikan madrasah diniyah, terutama para pengajarnya yang kurang mendapatkan perhatian. (src:tribunnews.com)
Nabi di Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (5/6/2014).
Dalam acara itu, sejumlah kiai juga mengajak para jemaah dan santri untuk meluruskan isu jelek yang gencar menyerang pasangan Jokowi-JK.
"Monggo sakniki maos sholawat mugi Pak Jokowi dan Pak JK paring slamet saking isu-isu sing awon (Mari bacakan shalawat agar Pak Jokowi dan Pak JK diberikan keselamatan dari isu-isu jelek)," ajak Bu Nyai Ucik Nurul Hidayati, salah satu tokoh ulama di hadapan ribuan undangan.
Tidak hanya bacaan shalawat, sejumlah kiai pun turut menyampaikan ajakan agar warga menghiraukan isu negatif yang menyerang pasangan capres-cawapres nomor 2 tersebut. Pengasuh Ponpes Ar-Roudloh KH Suadi Abu Amar juga menegaskan saat ini bukanlah waktunya adu domba ataupun fitnah.
"Seperti yang kita ketahui, sudah sering kali Pak Jokowi diserang berbagai isu SARA, tetapi dia membuktikan dengan kinerja yang lebih realistis sekaligus prestasinya dua tahun mengubah Jakarta lebih baik. Namun, beliau tidak menyesal dengan itu," ujarnya.
Tidak hanya itu, sejumlah kiai lainnya pun menjelaskan, sebenarnya seorang pemimpin harus dekat dengan rakyatnya, lemah lembut dan sederhana dalam bertabiat.
"Sudah lama bangsa ini merindukan pemimpin yang sederhana, tidak kejam dan kaku," ujar KH Abdul Ghofur.
Selain sejumlah bu nyai dan kiai kampung yang hadir, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang hadir menjelang penutupan acara juga menegaskan Jusuf Kalla merupakan mustasyar PBNU yang tidak lagi diragukan perjuangannya untuk merealisasikan nilai-nilai ahlussunnah wal jama'ah.
"Bapak Ibu sekalian, keputusan mendukung Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla bukan keputusan Muhaimin ataupun bukan pula keputusan Kiai Aziz (Ketua Dewan Syura DPP PKB). Keputusan ini merupakan keputusan jamiyah (partai) yang butuh pertimbangan panjang guna mendukung Pak Jokowi dan Pak JK. Rugi jika PKB dan NU tidak memilihnya," kata Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar.
Cak Imin juga menegaskan bahwa Jusuf Kalla sebagai warga NU tentunya akan memperhatikan madrasah diniyah, terutama para pengajarnya yang kurang mendapatkan perhatian. (src:tribunnews.com)