BERITA TERKINI, Ahmad Munif (30) sedang
khataman Alquran menjelang bulan Ramadan. Namun dia tidak menyangka
bahwa khataman ini merupakan khataman terakhir baginya. Warga Kalijaten,
Taman, Sidoarjo, ini tewas dengan kondisi mengenaskan di tangan
tetangganya, Didik (35) yang diketahui tidak waras.
Awalnya korban sedang istirahat selepas dzuhur sekitar pukul 13.00 WIB di Masjid An Nur Kalijaten. Dia duduk-duduk di pelataran masjid bersama beberapa jemaah lainnya. Tiba-tiba, Didik datang menghampirinya sambil membawa sebilah pisau.
Tanpa berkata-kata, Didik langsung menghunjamkan pisau tersebut ke belakang pinggangnya sebanyak dua kali. Tikaman ini langsung membuat Munif tak sadarkan diri. Jemaah lainnya pun tak bisa berbuat banyak karena Didik juga mengancam mereka.
Didik langsung meracau. Kata-katanya tak dipahami jemaah yang sembunyi di dalam masjid. Usai menikam, Didik langsung kabur melarikan diri.
Segera saja jemaah lainnya langsung mengamankan Munif yang mengeluarkan banyak darah. Namun sayang, darah mengalir deras membuat Munif tewas ketika akan dibawa ke rumah sakit.
Seorang jemaah, Kastowani, menuturkan, Didik memang bertetangga dengannya dan juga Munif. Didik, lanjut pria berkacamata ini, mengalami gangguan mental.
“Pernah dirawat di RSJ Menur. Kalau kumat memang teriak-teriak. Tapi saya tidak menyangka kalau dia (Didik) sampai menusuk warga,” kata Kastowi, Minggu (8/6/2014).
Kastowi saat itu berada di dekat Munif sebelum ditikam. Tahu Didik menusuk tetangganya, Kastowi berusaha melerai. Namun dengan ganas, Didik mengancamnya bahkan kibasan pisaunya hampir mengenainya.
Jemaah yang lain melempari Didik dengan barang-barang yang ada di masjid. Salah seorang berhasil melempari Didik dengan mikrofon masjid. Lemparan ini akhirnya mampu mengusir Didik yang segera lari.
Kafrawi, takmir masjid An Nur, menuturkan, sebelumnya Didik juga pernah memukul warga. Namun karena warga tahu Didik gila, warga masih bisa memaklumi.
“Kejadiannya sudah lama waktu memukul warga. Kami tidak sangka sekarang malah menusuk tetangga sendiri,” tandas Kafrowi.
Kapolsek Taman Kompol Edi Siswanto menambahkan pihaknya sedang melakukan pengejaran terhadap Didik. Menurutnya, ketika kabur Didik yang memakai kemeja merah masih membawa pisau yang dipakainya menusuk Munif.
“Karena pelaku gila dan membawa senjata tajam, kami masih melakukan pengejaran karena bisa membahayakan warga yang lain,” pungkasnya. (src:tribunnews.com)
Awalnya korban sedang istirahat selepas dzuhur sekitar pukul 13.00 WIB di Masjid An Nur Kalijaten. Dia duduk-duduk di pelataran masjid bersama beberapa jemaah lainnya. Tiba-tiba, Didik datang menghampirinya sambil membawa sebilah pisau.
Tanpa berkata-kata, Didik langsung menghunjamkan pisau tersebut ke belakang pinggangnya sebanyak dua kali. Tikaman ini langsung membuat Munif tak sadarkan diri. Jemaah lainnya pun tak bisa berbuat banyak karena Didik juga mengancam mereka.
Didik langsung meracau. Kata-katanya tak dipahami jemaah yang sembunyi di dalam masjid. Usai menikam, Didik langsung kabur melarikan diri.
Segera saja jemaah lainnya langsung mengamankan Munif yang mengeluarkan banyak darah. Namun sayang, darah mengalir deras membuat Munif tewas ketika akan dibawa ke rumah sakit.
Seorang jemaah, Kastowani, menuturkan, Didik memang bertetangga dengannya dan juga Munif. Didik, lanjut pria berkacamata ini, mengalami gangguan mental.
“Pernah dirawat di RSJ Menur. Kalau kumat memang teriak-teriak. Tapi saya tidak menyangka kalau dia (Didik) sampai menusuk warga,” kata Kastowi, Minggu (8/6/2014).
Kastowi saat itu berada di dekat Munif sebelum ditikam. Tahu Didik menusuk tetangganya, Kastowi berusaha melerai. Namun dengan ganas, Didik mengancamnya bahkan kibasan pisaunya hampir mengenainya.
Jemaah yang lain melempari Didik dengan barang-barang yang ada di masjid. Salah seorang berhasil melempari Didik dengan mikrofon masjid. Lemparan ini akhirnya mampu mengusir Didik yang segera lari.
Kafrawi, takmir masjid An Nur, menuturkan, sebelumnya Didik juga pernah memukul warga. Namun karena warga tahu Didik gila, warga masih bisa memaklumi.
“Kejadiannya sudah lama waktu memukul warga. Kami tidak sangka sekarang malah menusuk tetangga sendiri,” tandas Kafrowi.
Kapolsek Taman Kompol Edi Siswanto menambahkan pihaknya sedang melakukan pengejaran terhadap Didik. Menurutnya, ketika kabur Didik yang memakai kemeja merah masih membawa pisau yang dipakainya menusuk Munif.
“Karena pelaku gila dan membawa senjata tajam, kami masih melakukan pengejaran karena bisa membahayakan warga yang lain,” pungkasnya. (src:tribunnews.com)